SN – Pemerintah Rwanda mengatakan bahwa delapan orang telah meninggal sejauh ini akibat virus Marburg yang sangat menular.
Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah negara itu mengumumkan wabah demam berdarah mematikan yang belum memiliki vaksin atau pengobatan resmi.
Seperti Ebola, virus Marburg berasal dari kelelawar buah dan menyebar antar manusia, melalui kontak dekat dengan cairan tubuh individu yang terinfeksi.
Rwanda, negara terkurung daratan di Afrika tengah, mengumumkan wabah pada hari Jumat minggu lalu, sehari kemudian tepatnya di hari sabtu enam kematian pertama dilaporkan, dan hingga hari ini Selasa (01/10/2024) total 8 kematian sudah terjadi di Rwanda.
Menteri Kesehatan Sabin Nsanzimana mengatakan bahwa sejauh ini, terdapat 26 kasus telah dikonfirmasi, dan delapan diantaranya dinyatakan telah meninggal.
Baca Juga : Mimpi Mahasiswa India Untuk Kuliah di Kanada Pudar
“WHO menilai risiko wabah ini sangat tinggi di tingkat nasional, tinggi di tingkat regional, dan rendah di tingkat global,” kata WHO pada hari Senin. “Investigasi sedang berlangsung untuk menentukan seberapa luas wabah ini dan penilaian risiko ini akan diperbarui seiring dengan diterimanya informasi lebih lanjut.”ungkap WHO dalam laman resminya. (Red)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.