Mengubah Nasib Petani NTT: SPK Siapkan Industri Olahan untuk Peningkatan Nilai Produk Lokal

Kontributor : SN Editor: Redaksi
IMG 20241111 144424

SN, Kota Kupang – Dalam upaya mengangkat kesejahteraan petani di Nusa Tenggara Timur (NTT), calon gubernur Simon Petrus Kamlasi (SPK) menegaskan komitmennya untuk membangun industri olahan sebagai solusi meningkatkan nilai produk lokal.

SPK menyampaikan bahwa sektor pertanian di NTT memiliki potensi besar, namun masih terbatas pada produksi bahan mentah, sehingga nilai tambah produk pertanian belum maksimal.

Advertisement
WhatsApp Image 2024 09 26 at 19.10.59
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut SPK, ketergantungan pada ekspor bahan mentah melemahkan posisi ekonomi petani lokal. “Kita harus memutus rantai pasokan yang selama ini hanya menguntungkan pihak luar.

Solusinya adalah membangun industri olahan yang mampu mengubah produk mentah menjadi produk siap jual dengan nilai tambah tinggi,” jelas SPK saat Debat kedua Calon Gubernur NTT, Jumat (08/11) yang lalu.

Industri Olahan untuk Produk Lokal NTT

SPK menjelaskan bahwa berbagai komoditas unggulan di NTT, seperti kopra, coklat, kopi, dan produk perkebunan lainnya, bisa menjadi fokus dari industri olahan.

“Dengan adanya pabrik pengolahan, produk-produk seperti kopra dapat diolah menjadi minyak kelapa, atau kopi diolah hingga siap ekspor, sehingga petani tidak perlu lagi menjual produk dalam bentuk mentah,” lanjutnya.

SPK juga menekankan bahwa pemerintah daerah harus aktif mendukung pembangunan infrastruktur dan memberikan pelatihan kepada petani dalam menjalankan industri olahan tersebut.

Selain itu, pemerintah perlu menyediakan akses pasar, mengatur kestabilan harga, dan mendorong pemanfaatan teknologi.

Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

Untuk mewujudkan rencana ini, SPK berkomitmen berkolaborasi erat dengan para bupati di seluruh NTT. Ia yakin, koordinasi yang solid dengan pemerintah daerah dapat memastikan setiap kabupaten berkontribusi optimal dalam upaya peningkatan ekonomi pertanian.

“Kami akan duduk bersama dengan para bupati untuk merumuskan langkah konkret, sehingga perencanaan ini dapat terealisasi dengan baik di lapangan,” tambahnya.

Baca Juga :  Dua Paslon Bupati TTU Ajak Masyarakat Pilih SIAGA Nomor 3 di Pilgub 2024

Energi Terbarukan untuk Pertanian Berkelanjutan

Selain industri olahan, SPK juga mencanangkan pemanfaatan energi terbarukan untuk menunjang sektor pertanian. Ia menyebutkan bahwa NTT memiliki potensi energi surya yang dapat dioptimalkan, khususnya di Pulau Sumba.

“Dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang mensuplai energi bebas biaya listrik, petani dapat memanfaatkan pompa air untuk irigasi lahan kering yang selama ini menjadi tantangan utama di wilayah NTT,” ungkapnya.

Harapan SPK untuk Pertanian NTT

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan di pedesaan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pengolahan.

SPK optimis, dengan dukungan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah, perubahan besar dalam sektor pertanian dapat terwujud dan membantu NTT bertransformasi menjadi provinsi yang mandiri secara ekonomi.

Dengan adanya industri olahan ini, petani di NTT tidak hanya akan menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga pemain aktif dalam rantai nilai ekonomi yang lebih luas.

Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi NTT, menciptakan stabilitas pendapatan bagi petani, dan menjadikan produk lokal NTT lebih kompetitif di pasar domestik maupun internasional.

Menuju NTT yang Mandiri dan Sejahtera

Rencana besar SPK ini menjadi harapan baru bagi masyarakat NTT, khususnya bagi petani yang selama ini bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama.

Dengan langkah-langkah konkret ini, NTT berpotensi menjadi contoh provinsi yang berhasil memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal dan berkelanjutan, selaras dengan visi “NTT Bermartabat” yang diusung SPK menuju Indonesia Emas 2045.

  • Bagikan