Topik : 

Ilmuan Norwegia Temukan Makhluk laut Yang Bisa Berubah Kembali menjadi bayi

Ilmuan
Ubur-ubur kenari laut dalam bentuk larva (Joan Soto-Angel)

SN – Ilmuan baru-baru ini melakukan penelitian pada makhluk laut invasif dengan anus yang menghilang dan kegemaran memakan anaknya sendiri, Mnemiopsis leidyi atau yang biasa di sebut ubur-ubur sisir berkutil atau ubur-ubur kenari laut, di temukan memiliki kemampuan kembali menjadi bayi ketika dia dihadapkan dengan kondisi lingkungan yang buruk.

“Kami menemukan bahwa dalam kondisi tertentu, hewan-hewan ini pada dasarnya dapat kembali ke tahap kehidupan awal mereka,” kata Pawel Burkhardt, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Bergen, Norwegia.

IMG 20240528 WA0006

Burkhardt yang juga berperan sebagai penulis penelitian ini mencirikan hal ini sebagai “perkembangan terbalik” atau, lebih sederhananya, penuaan mundur. Jika hal ini benar, maka kenari laut bisa bergabung dengan kelompok organisme elit, yang diketahui memiliki kemampuan sangat langka yaitu peremajaan tubuh, bersama  Turritopsis dohrnii , alias ubur-ubur abadi , dan  Echinococcus granulosus , sejenis cacing pita parasit .

Menanggapi lingkungan yang buruk

Mnemiopsis leidyi , juga dikenal sebagai kenari laut atau ubur-ubur sisir berkutil, sebenarnya bukanlah ubur-ubur melainkan jenis invertebrata laut transparan berlobus yang dikenal sebagai ctenophore.

“Mereka hidup di lautan dan tampak seperti kacang kenari, serta memiliki cahaya yang memukau,” kata Burkhardt. “Setiap kali Anda melihatnya, Anda akan mengingatnya sampai akhir hayat Anda. Pemandangan yang sangat indah.” ungkapnya.

Hewan ini asli pesisir Atlantik, tetapi telah menjadi spesies invasif di lautan Eropa dan Asia, menjelajahi dunia dengan menumpang di tangki pemberat kapal.

Ilmuan
Mnemiopsis leidyi, yang terlihat di sini dalam bentuk dewasanya, juga dikenal sebagai kenari laut atau ubur-ubur sisir berkutil. (Joan Soto-Angel)

Untuk mengetahui apakah kenari laut dapat mengalami perkembangan terbalik, Burkhardt dan rekannya, ahli biologi kelautan Joan Soto-Angel, membuat percobaan dengan simulasi situasi pemicu stres utama yaitu kelaparan dan cedera.

Mereka tidak memberi makan ubur-ubur sisir selama dua minggu, dan melakukan lobektomi, yaitu memotong cuping mereka. Burkhardt mengakui metode tersebut tampak kasar, tetapi ia mengatakan kenari laut mengalami kondisi sulit yang sama di alam liar.

Baca Juga :  Dari UKAW Kupang untuk Indonesia! Brigjen SPK: Generasi Muda adalah Pilar Ketahanan Bangsa

“Kenari laut yang lapar dan terluka” katanya, “menyusut hingga kira-kira seukuran saat mereka masih dalam tahap larva. Terlebih lagi, 13 dari 65 di antaranya menumbuhkan sepasang tentakel, dan menggunakannya untuk menangkap mangsa mikroskopis, sesuatu yang biasanya hanya mereka lakukan saat masih larva. Saat kenari laut tumbuh menjadi dewasa, tentakel mereka menyusut sedemikian rupa sehingga tidak berfungsi lagi, dan mereka malah menggunakan lobus dan anggota tubuh lainnya untuk berburu” ungkapnya.

“Pada dasarnya, dari tahap dewasa, mereka mampu kembali ke tahap yang lebih muda,” lanjut Burkhardt,  “dan Ketika makhluk-makhluk itu diberi makan lagi, mereka kembali ke ukuran dan bentuk dewasanya”. tutupnya

Perkembangan terbalik atau metamorfosis biasa?

Burkhardt mengatakan kemampuan ini mungkin memberi kenari laut keuntungan evolusi, dan membantu menjelaskan bagaimana mereka bertahan hidup di lambung pemberat kapal selama berminggu-minggu tanpa makanan, dan tumbuh subur di lautan di seluruh dunia.

“Kenari laut mungkin telah menemukan cara menjadi lebih kecil, untuk kembali ke tahap yang berbeda dan lebih muda. Dan, pada saat itu, mereka mungkin dapat makan dengan kecepatan yang jauh lebih rendah, dengan demikian dapat bertahan hidup dalam kondisi yang keras.” ungkap Burkhardt.

Baca Juga : Polisi Kanada Temukan Kasus Narkoba Terbesar Dalam Sejarah Kota Prince George

Jamileh Javidpour, yang telah mempelajari kenari laut tetapi tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, dia juga melihat makhluk itu menyusut di laboratorium saat makanan tidak tersedia, tetapi pertumbuhan dan penggunaan tentakel larva membuat temuan ini baru.

“Temuan ini menunjukkan bahwa perkembangan terbalik dapat memainkan peran penting dalam cara organisme laut beradaptasi dengan perubahan lingkungan, terutama di bawah tekanan aktivitas manusia,” kata Javidpour, seorang profesor ekologi di Universitas South Denmark.

Baca Juga :  Penghargaan Internasional untuk Brigjen SPK: Pemimpin Inspiratif dari NTT

Tidak semua ilmuan setuju

Mark Martindale, ilmuan dan direktur Laboratorium Whitney untuk Ilmu Hayati Kelautan di Florida mengatakan, “siapa pun yang pernah bekerja dengan ubur-ubur sisir kutil tahu bahwa ubur-ubur itu dapat menyusut dan beregenerasi, sehingga temuan penelitian tersebut “bukanlah masalah besar.”

Sidney Tamm, seorang ilmuan ahli biologi dari Universitas Boston yang telah mempelajari spesies tersebut tidak setuju, “Kemunduran pada hewan yang kelaparan dan mengalami lobektomi, tentu saja bukan karena pembalikan proses perkembangan, dan tidak boleh disebut perkembangan terbalik,” kata Tamm.

Tamm juga mengatakan, akan lebih akurat jika dikatakan bahwa kenari laut “meregenerasi dan menata ulang” diri mereka sendiri untuk “meniru” bentuk larva mereka” ungkapnya. “Jika ubur-ubur sisir benar-benar kembali ke tahap kehidupan sebelumnya, ia akan melihat pengurangan jumlah silia, organel seperti filamen, pada bagian tubuh mereka yang dikenal sebagai pelat sisir, Fenotipe yang dihasilkan mungkin tampak seperti larva, tetapi sebenarnya bukan larva,” katanya. “Jadi saya pikir para penulis menipu diri mereka sendiri bahwa apa yang mereka lihat adalah akibat pembalikan perkembangan ke tahap awal dalam siklus kehidupan.” tutupnya.

Meskipun demikian, para penulis penelitian tetap pada kesimpulan mereka.

Joan Soto-Angel mengatakan, kenari laut dalam penelitian tersebut mengalami penurunan jumlah pelat sisir dan penyusutan ukuran. Namun, bukti utamanya katanya, adalah pertumbuhan dan penggunaan tentakel larva. “Perkembangan terbalik adalah tentang kembali ke tahap siklus kehidupan sebelumnya, dan itulah yang dilakukan Mnemiopsis leidyi  ,” Jelasnya. (Red)

  • Bagikan