Prabowo Subianto: Indonesia Akan Jadi Jembatan Perdamaian Dunia

Kontributor : SN Editor: Redaksi
indonesia-jembatan-perdamaian-dunia
Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan pers kepada awak media usai menjadi pembicara pada ADF 2025 di Antalys, Turkiye, pada Jumat, 11 April 2025. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr

Sei-news.com, Antalya, TurkiPresiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan visi strategis Indonesia dalam kancah internasional sebagai jembatan perdamaian dunia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidatonya pada sesi ADF Talk di Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025, yang berlangsung di Nest Convention Center, Antalya, Turki.

Dalam forum bergengsi tersebut, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan tetap memegang prinsip politik luar negeri bebas aktif dan netral, yang telah menjadi tradisi sejak masa awal kemerdekaan dan diperkuat saat mendirikan Gerakan Non-Blok bersama India, Mesir, dan Yugoslavia.

Advertisement
Iklan Disini
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Saya ingin Indonesia menjadi jembatan, penghubung antara berbagai kepentingan global. Kita ingin menjadi pihak yang menjembatani perdamaian, bukan konflik,” ujar Prabowo.

Presiden juga menekankan bahwa netralitas Indonesia bukan sikap pasif, melainkan posisi aktif yang mengedepankan diplomasi, dialog, dan penghormatan terhadap semua pihak, baik negara maju maupun berkembang.

Filosofi ini tercermin dalam pernyataan Presiden Prabowo yang mengutip prinsip kuno dari peradaban Asia:

“Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Kalimat ini sederhana, tapi sangat dalam dan tidak mudah untuk dijalankan,” katanya.

Prabowo menyebut bahwa filosofi tersebut telah ia pegang teguh sejak masa kampanye dan kini menjadi dasar dalam menjalankan kebijakan luar negeri Indonesia. Menurutnya, Indonesia akan terus menjalin hubungan baik dengan seluruh kekuatan global untuk menciptakan stabilitas, kerja sama, dan perdamaian.

Ia juga menyoroti keberhasilan ASEAN sebagai contoh nyata dari kekuatan diplomasi damai, di mana negara-negara dengan perbedaan pandangan tetap mengedepankan dialog dan kolaborasi.

“Kami di Asia Tenggara memiliki banyak perbedaan, tetapi kami memilih untuk terus bicara, berdialog. Mungkin terdengar membosankan, tapi lebih baik bicara daripada bertikai,” tegasnya.

Baca Juga :  Prabowo Subianto Usulkan Transformasi TKN menjadi Gerakan Solidaritas Nusantara

Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan ajakan untuk membangun dunia yang lebih adil dan damai melalui kerja sama global yang setara dan saling menghormati. Ia menyatakan bahwa diplomasi adalah jalan terbaik dan paling bermartabat untuk menyelesaikan konflik dan perbedaan.

  • Bagikan