Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pimpinan Hizbullah Ancam Serangan Bom, Israel Langsung Serang Lebanon Selatan

lebanon
Orang-orang menyaksikan Nasrallah menyampaikan pidato yang disiarkan di televisi, pada hari Kamis siang. (Mohamed Azakir)

SN – Pesawat tempur Israel pada Kamis (19/08/2024) malam kemarin, melancarkan serangan paling gencarnya di Lebanon selatan dalam satu tahun terakhir, serangan ini meningkatkan konflik antara Israel dan kelompok bersenjata Lebanon (Hizbullah), di tengah seruan untuk menahan diri.  

Militer Israel mengatakan jet-jet tempurnya, selama dua jam pada hari Kamis malam, menghantam ratusan peluncur roket ganda di Lebanon selatan yang akan segera ditembakkan ke Israel. Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan langsung mengenai korban jiwa dan total kerusakan.

Advertisement
WhatsApp Image 2024 09 26 at 19.10.59
Scroll kebawah untuk lihat konten

Serangan tersebut menyusul serangan awal minggu ini yang meledakkan pemancar radio Hizbullah, dan menewaskan 37 orang serta melukai sekitar 3.000 orang di Lebanon.

Dalam pidato di TV nasional pada hari Kamis siang, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan ledakan bom pada hari Selasa dan Rabu “melewati semua garis merah.”

“Tidak diragukan lagi bahwa kami telah mengalami pukulan keamanan dan militer yang besar, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perlawanan dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Lebanon,” kata Nasrallah dalam pidatonya, yang dibuat di lokasi yang dirahasiakan.

Baca Juga : Taliban Hentikan Vaksinasi Polio di Afghanistan

Gedung Putih mengatakan solusi diplomatik harus dicapai dan mendesak agar semua pihak menahan diri, AS “takut dan khawatir tentang potensi eskalasi,” kata juru bicara Karine Jean-Pierre dalam sebuah pengarahan. Di sisi lain Inggris menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah, agar menekan korban yang sia-sia.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada Kamis malam, bahwa Israel akan terus melakukan tindakan militer terhadap Hizbullah. “Dalam fase baru perang ini ada peluang yang signifikan tetapi juga resiko yang signifikan. Hizbullah merasa bahwa mereka sedang dianiaya dan serangkaian tindakan militer akan terus berlanjut,” kata Gallant dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga :  Pesawat Nirawak Rusia Melanggar Wilayah Udara NATO

Lebih lanjut Gallant mengatakan “Tujuan kami adalah memastikan masyarakat utara Israel kembali ke rumah mereka dengan selamat. Seiring berjalannya waktu, Hizbullah akan membayar harga yang semakin mahal.” ungkapnya.

Warga diminta untuk melaporkan perangkat mencurigakan apa pun

Militer Lebanon mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka meledakkan pager dan perangkat telekomunikasi mencurigakan dalam ledakan terkendali di berbagai daerah. Mereka meminta warga untuk melaporkan jika melihat perangkat mencurigakan apa pun.

Otoritas Lebanon melarang penggunaan walkie-talkie dan pager dalam penerbangan dari bandara Beirut hingga pemberitahuan lebih lanjut, perangkat semacam itu juga dilarang dikirim melalui udara.

Hizbullah menembakkan rudal ke Israel sehari setelah serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas, yang memicu perang Gaza, dan sejak itu, baku tembak terus terjadi. Meskipun tidak ada pihak yang membiarkan hal ini meningkat menjadi perang skala penuh, hal ini telah menyebabkan evakuasi puluhan ribu orang dari daerah perbatasan di kedua belah pihak.

“Organisasi teroris Hizbullah telah mengubah Lebanon selatan menjadi zona pertempuran. Selama beberapa dekade, Hizbullah telah menjadikan rumah-rumah warga sipil sebagai senjata, menggali terowongan di bawahnya, dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia,” kata militer Israel.

Nasrallah: Serangan itu ‘pukulan telak dan keras

Sementara Nasrallah dalam video yang disiarkan TV nasional menggambarkan, serangan Israel sebelumnya sebagai serangan yang belum pernah terjadi, Nasrallah juga menuduh Israel mencoba membunuh 5.000 orang, ia juga mengecilkan dampaknya terhadap Hizbullah, dan mengatakan struktur kelompok itu belum terguncang.

“Ya, kami menerima pukulan yang besar dan keras, tetapi ini juga merupakan sifat perang,” kata Nasrallah. “Kami tahu bahwa musuh kami memiliki keunggulan dalam hal teknologi dan kami tidak pernah mengatakan sebaliknya.”

Baca Juga :  AS Janjikan Lebih Banyak Bantuan Untuk Ukraina

Israel akan menghadapi “respons yang menghancurkan dari poros perlawanan,” kata Nasrallah pada hari Kamis siang. (Red)

  • Bagikan