SN – Setelah lebih dari 15 bulan ditawan dan melalui proses penguburan istri serta kedua anaknya yang masih kecil, Yarden Bibas, seorang warga Israel yang baru dibebaskan dari penyanderaan Hamas, mengajukan permohonan publik. Ia meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan berharap para sandera yang masih ditahan bisa segera dibebaskan.
Gencatan senjata dengan Hamas telah berakhir dan serangan udara Israel di Gaza kembali dilanjutkan. Setiap bom yang dijatuhkan, menurut Yarden Bibas, semakin membahayakan para sandera yang masih ditawan. Selama masa penawanannya, Yarden Bibas berada di bawah tanah, tersembunyi di dalam terowongan Gaza, dan selamat dari banyak serangan udara.
“Anda tidak tahu kapan itu akan terjadi. Ketika itu terjadi, Anda takut untuk keselamatan Anda,” katanya, mengenang pengalaman sulitnya. “Seluruh dunia terasa seperti gempa bumi, tapi itu terjadi di bawah tanah.” tuturnya.
Pada 7 Oktober 2023, serangan Hamas di Israel menyebabkan Yarden Bibas, istrinya Shiri, serta kedua anak mereka Ariel yang berusia 4 tahun dan Kfir yang berusia 9 bulan ditangkap dan dibawa ke Gaza. Pada hari itu, sekitar 1.200 orang tewas, termasuk warga sipil dan tentara, serta 251 orang diculik.
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.