Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., Sebuah Lilin Harapan Bagi Kemajuan Malaka

Kontributor : SN001 Editor: Josse
IMG 20240309 002930

Kupang, SN– Pertemuan pertama penulis dengan para tokoh Diaspora Malaka-Kupang, setelah Bapak Simon Nahak dilantik sebagai Bupati Malaka, menjadi titik awal eksplorasi terhadap komitmen pembangunan yang diemban oleh Dr. Simon Nahak.

Meskipun menghadapi kesulitan merumuskan karakternya, terlihat bahwa Bupati Simon Nahak adalah figur yang berintegritas, sederhana, dan memiliki niat tulus untuk membangun Malaka.

Dalam dialog dengan tokoh Diaspora, terungkap bahwa meski mendapat dukungan minoritas dari partai politik, Bupati Nahak berhasil menarik hati rakyat dan memimpin Rai Malaka. Namun, beberapa media online mencemooh program SAKTI-nya, menyoroti kurangnya apresiasi terhadap prestasi Bupati Nahak dalam dua tahun memimpin.

Dalam analisis pribadi, penulis melihat Bupati Simon Nahak sebagai pemimpin berkarakter, mempersonifikasikan ethos, pathos, dan logos dalam kepemimpinannya.

Ethosnya tercermin dalam karakter moral yang baik, pathos dalam kemampuannya menyentuh perasaan orang secara emosional, dan logos dalam pengambilan keputusan yang rasional.

Bupati Simon Nahak dikenal sebagai sosok sederhana dengan idealisme besar, menjadi penerang di tengah badai dan kegalauan.

Melalui Program SAKTI, ia mengemban visi dan misi untuk menciptakan Malaka yang berbudaya, berkarakter, berahklak, mandiri, dan berkeadilan sejahtera.

Program SAKTI, sebuah akronim dari, Swasembada Pangan, Penguatan Adat-Istiadat, Peningkatan Kualitas SDM dan SDA, Tata Kelola Birokrasi yang bersih, Infrastruktur yang mendukung, dan perubahan secara perlahan, kontinyu, dan pasti.

Bupati Nahak, sebagai pemimpin visioner dan misioner, menunjukkan kecerdasannya dalam menyesuaikan kepemimpinannya dengan perubahan masyarakat Malaka.

Ia mampu mengkomunikasikan visi dan misinya, meyakinkan masyarakat bahwa perubahan yang direncanakan adalah hal yang baik.

Melalui analisis filosofis, Bupati Nahak menggabungkan etika berpolitik ala Hobbes, ketangguhan seperti Machiavelli, humanisme ala Erich Fromm, dialektika menghadapi perbedaan seperti Hegel, dan semangat perjuangan ala Soekarno.

Baca Juga :  Bupati Malaka Usulkan Pembangunan Pelabuhan untuk Maksimalkan Potensi Alam Malaka

Meski dihadapkan pada cemooh dan kritikan, Bupati Nahak tetap menjadi sosok yang memacu dirinya untuk terus membangun Malaka.

Ia diakui sebagai Nahkoda Tangguh Di Tengah Amukan Badai yang menghantar Malaka menuju ke laut impian, menjadi harapan bagi kemakmuran daerah dan masyarakat Malaka.

Penulis: Yoseph Paun S.B (Sekretaris SMSI NTT) 

  • Bagikan