Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kritik Aktivis Pemuda, Amir Ibaratkan Kapal Digunakan untuk Berlayar Bukan Sandar di Dermaga

Kontributor : SN Editor: Redaksi
IMG 20240921 WA0109

SN – Dalam diskusi terbaru mengenai kontestasi politik di Kota Kupang, Amir Kiwang, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, memberikan kritik tajam terhadap idealisme aktivis muda.

Dalam podcast yang ditayangkan pada 20 September 2024, Amir menggunakan metafora kapal untuk menggambarkan posisi aktivis dalam dunia politik.

Advertisement
WhatsApp Image 2024 09 26 at 19.10.59
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut Amir, idealisme yang seharusnya menjadi pilar bagi aktivis muda kini tergerus oleh kepentingan pragmatis.

“Seperti kapal yang diciptakan untuk berlayar, bukan untuk ditambatkan di dermaga, aktivis seharusnya berfungsi untuk menjelajahi dan menghadapi tantangan, bukan hanya diam dan menunggu,” ujarnya.

Kondisi Kontestasi Politik di Kota Kupang

Kota Kupang saat ini sedang memasuki fase penting menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada). Mendaftarnya lima bakal pasangan calon (paslon) menandakan ruang demokrasi yang semakin terbuka. Namun, Amir mengingatkan bahwa banyak aktivis muda lebih fokus pada hubungan personal dengan kandidat daripada visi idealisme mereka.

“Isu SARA dan polarisasi bisa muncul dengan mudah. Pemilih yang rasional masih ada, tetapi banyak aktivis terjebak dalam fanatisme tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat,” tegasnya.

Pentingnya Kemandirian dan Kritikalitas

Amir juga menyoroti kemandirian finansial yang kurang di kalangan aktivis muda, yang dapat mengurangi daya kritis mereka.

Dia menekankan perlunya aktifis untuk tidak hanya mengandalkan dukungan dari senior atau donatur, tetapi juga untuk mengembangkan gagasan yang mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Kritik Amir Kiwang memberikan refleksi penting bagi aktivis muda di Kota Kupang. Agar bisa berfungsi sebagai agen perubahan, mereka perlu kembali pada idealisme yang kuat, berlayar menghadapi tantangan politik, dan tidak terjebak dalam sikap pragmatis.

“Sebuah generasi yang kuat adalah generasi yang berani menantang arus dan berkontribusi secara nyata bagi masyarakat”, pungkas Amir.

Baca Juga :  Pilkada 2024: Memilih dengan Damai, Beda Pilihan Bukan Masalah
  • Bagikan