SN – Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2024, Linus Lusi menegaskan bahwa Pancasila adalah kekuatan utama yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam amanatnya, Linus menekankan bahwa Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga sebagai falsafah hidup yang telah terbukti kokoh selama perjalanan sejarah bangsa.
Dengan mengusung tema “Bersama Pancasila Wujudkan Indonesia Emas”, Linus mengingatkan seluruh elemen bangsa bahwa komitmen terhadap nilai-nilai luhur Pancasila sangat penting untuk menghadapi tantangan yang dihadapi bangsa saat ini. “Pancasila selalu hadir sebagai kekuatan pemersatu bangsa, mengikat semua elemen dalam semangat kebersamaan, persatuan, dan gotong royong,” ujar Linus dalam amanatnya.
Pancasila Sebagai Fondasi untuk Menghadapi Tantangan
Linus Lusi menjelaskan bahwa Pancasila telah menjadi pilar kokoh bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman, baik berupa krisis sosial, politik, ekonomi, maupun ancaman global. Menurutnya, Pancasila merupakan landasan yang selalu relevan dalam menjaga keutuhan bangsa, terutama dalam mengatasi perbedaan dan memperkuat persatuan nasional.
“Pancasila telah terbukti sebagai kekuatan pemersatu bangsa yang selalu dapat diandalkan, terutama ketika bangsa ini menghadapi ancaman disintegrasi atau krisis,” tegas Linus. Ia juga mengajak masyarakat, terutama ASN dan PTT, untuk tidak hanya menghafal Pancasila, tetapi juga menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di masyarakat.
Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Linus menekankan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam perilaku, sikap, dan tindakan nyata. Ia mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. “Pengamalan Pancasila harus nyata dalam pelayanan kepada masyarakat, dengan menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan, dan persatuan,” jelasnya.
Dalam konteks pembangunan, Linus menyoroti pentingnya semangat persatuan dan gotong royong dalam mengatasi berbagai tantangan seperti inflasi, stunting, dan kemiskinan ekstrem. Ia percaya bahwa dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seluruh elemen bangsa dapat bekerja sama dan bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Partisipasi dalam Program Pembangunan
Menjelang akhir amanatnya, Linus Lusi menyinggung kunjungan Presiden Republik Indonesia ke beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur, termasuk Kota Kupang. Linus berharap kunjungan ini dapat mempercepat pembangunan di wilayah tersebut dan menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pembangunan yang berlandaskan Pancasila.
Ia juga mengingatkan bahwa pembangunan yang sukses hanya bisa dicapai melalui semangat gotong royong dan persatuan, yang merupakan inti dari Pancasila. “Mari kita bersama-sama berpartisipasi dalam program pembangunan yang berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila,” ajaknya.
Kesimpulan
Linus Lusi mengakhiri amanatnya dengan mengajak seluruh masyarakat untuk terus meneguhkan komitmen terhadap Pancasila sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Di tengah berbagai ancaman yang mungkin dihadapi, Pancasila akan tetap menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas yang lebih maju dan sejahtera.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini berlangsung khidmat, dan melalui momentum ini, diharapkan nilai-nilai Pancasila semakin dihayati dan diamalkan oleh seluruh masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan bangsa di masa depan.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.