SN – Pada hari Jumat (04/04/2025), polisi Thailand memanggil seorang akademisi asal Amerika untuk menghadapi tuduhan penghinaan terhadap monarki, sebuah kasus yang jarang terjadi di mana seorang warga negara asing dikenakan dakwaan berdasarkan undang-undang lese-majeste yang ketat di negara tersebut.
Militer Thailand mengajukan pengaduan terhadap Paul Chambers, seorang dosen dan akademisi di Universitas Naresuan yang berlokasi di Thailand utara dan pakar dalam bidang politik kerajaan, terkait komentar yang ia buat dalam sebuah webinar.
Di Thailand, Raja Maha Vajiralongkorn dan keluarga dekatnya dilindungi dari kritik oleh hukum lese-majeste, yang mengatur bahwa setiap penghinaan terhadap raja atau keluarganya dapat dikenakan hukuman penjara hingga 15 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah dakwaan berdasarkan undang-undang ini telah meningkat tajam, dan banyak kritikus berpendapat bahwa hukum ini disalahgunakan untuk membungkam diskusi yang sah.
Menurut dokumen panggilan polisi yang diterima wartawan pada hari Jumat malam, Chambers dituduh “menghina atau menyebarkan kebencian terhadap raja, ratu, pewaris takhta, atau bupati,” serta “menyebarkan informasi palsu yang dapat membahayakan keamanan nasional.”
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.