SN – Pada bulan Maret lalu, Presiden Amerika, Donald J Trump menyebut Lesotho sebagai negara yang “tidak dikenal oleh siapa pun,” dan beberapa hari lalu, ia memberikan negara kecil di Afrika tersebut tarif perdagangan “balasan” tertinggi yang diterapkan pada satu negara.
Tarif yang disebut “Hari Pembebasan” yang diterapkan oleh Presiden Trump melibatkan bea 50% untuk barang-barang yang diimpor dari Lesotho, negara yang terbilang kecil dan miskin. Pemerintah Lesotho pun segera menyatakan rencana untuk mengirim delegasi ke Washington.
“Kami harus segera menuju AS untuk berdialog dengan pejabat mereka dan menyampaikan tuntutan kami,” ujar Menteri Perdagangan Lesotho, Mokhethi Shelile, dalam wawancaranya dengan media pada hari Jumat (04/04/2025). “Yang menjadi kekhawatiran terbesar saya adalah penutupan pabrik dan kehilangan lapangan pekerjaan.” ungkapnya.
Perekonomian Lesotho, yang memiliki produk domestik bruto tahunan sekitar $2 miliar, sangat bergantung pada ekspor, khususnya tekstil seperti celana jeans.
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.