SN – Serangan Israel akhir pekan ini menewaskan puluhan orang di jalur Gaza, termasuk empat orang yang berlindung di kamp tenda dalam kompleks rumah sakit, sementara serangan penusukan yang dilakukan oleh seorang warga Palestina menewaskan dua orang di pinggiran kota Tel Aviv .
Seorang wanita berusia 70-an dan seorang pria berusia 80 tahun dilaporkan tewas dalam serangan penusukan itu, menurut layanan penyelamatan Magen David Adom Israel dan rumah sakit terdekat. Sedangkan dua pria lainnya mengalami luka tusukan di tempat yang berbeda.
Polisi setempat mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang militan Palestina, dan saat ini pencarian sedang dilakukan untuk mencari kemungkinan tersangka lainnya. Korban terluka lainnya juga ditemukan di tiga lokasi berbeda, masing-masing berjarak sekitar 450 Meter, Hal ini menambah kekhawatiran bahwa pelaku kemungkinan lebih dari satu orang.
Ketegangan Meningkat
Ketegangan meningkat setelah hampir 10 bulan perang di Gaza dan tewasnya dua militan senior Hamas dalam serangan terpisah di Lebanon dan Iran minggu lalu. Pembunuhan tersebut memicu ancaman balas dendam dari Iran dan sekutunya serta menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih dahsyat.
Sementara itu dikabarkan militer Israel bersiap menghadapi potensi serangan setiap hari oleh Iran dan Hizbullah, dengan gelombang rudal dan pesawat tak berawak yang ditembakkan selama beberapa periode kedepan, kata seorang pejabat Israel.
Hal ini menjadi mungkin jika kita mengingat saat Iran menyerang Israel pada tanggal 13 April lalu, sebagai tanggapan atas pengeboman kedutaan besarnya di Damaskus, Iran menembakkan lebih dari 300 rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat nirawak dalam rentetan tembakan terus menerus sehingga berbagai proyektil dapat mencapai Israel secara bersamaan.
Baca Juga : PM Inggris kecam Serangan di Hotel ‘Kekerasan Ekstrem Sayap Kanan’
Sementara itu AS, Inggris, dan Prancis telah memberi tahu warga negara mereka untuk tidak pergi ke Lebanon, dan menyarankan mereka yang sudah berada di sana untuk meninggalkan negara itu. Kedutaan Besar AS di Beirut menghimbau mereka yang ingin meninggalkan Lebanon untuk “memesan tiket apa pun yang tersedia bagi mereka.”
Maskapai Air France memperpanjang penangguhan penerbangan antara Paris dan Beirut hingga 6 Agustus, dengan alasan situasi keamanan. “Dibukanya kembali layanan akan bergantung pada penilaian baru terhadap situasi di lapangan,” kata salah seorang petinggi Air France, sembari meminta maaf atas terlantarnya ribuan orang penumpang karena pembatalan penerbangan. (Red)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.