Sei-news.com, Sikka – Polemik terkait pembagian jasa COVID-19 di RSUD TC Hillers Maumere semakin memanas. Sejumlah tenaga medis yang bertugas di garda terdepan saat pandemi mengungkapkan kekecewaan mereka atas ketimpangan insentif yang diterima. Mereka menilai bahwa pihak manajemen rumah sakit mendapatkan porsi lebih besar, meskipun tidak bersentuhan langsung dengan pasien COVID-19.
Seorang tenaga medis yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa perhitungan jasa COVID sangat tidak adil.
“Saya kecewa! Kami yang bekerja langsung dengan pasien, mempertaruhkan nyawa setiap hari, tetapi justru mendapat insentif lebih kecil dibandingkan mereka yang bekerja di balik meja. Ini sangat tidak adil!” ujarnya kepada media, Minggu (30/03/2025).
Menurutnya, ada perbedaan mencolok dalam pembagian insentif. Salah satu contoh yang ia sebutkan adalah perbedaan antara petugas pemandi jenazah pasien COVID-19 dengan pegawai administrasi rumah sakit.
“Bayangkan, tukang mandi jenazah hanya menerima Rp 12 juta, sementara seorang TKS di bagian manajemen mendapat Rp 10 juta. Bagaimana mungkin selisihnya hanya sedikit, padahal risiko yang kami hadapi jauh lebih besar?” tambahnya.
Fraksi PKB Sikka Soroti Dugaan Kecurangan
Ketidakadilan dalam pembagian jasa COVID ini turut disoroti oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sikka. Ketua Komisi I DPRD Sikka, Yoseph Karmianto Eri, menyatakan bahwa ada indikasi ketidakberesan dalam rumus perhitungan insentif.
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.