SN – Sebuah serangan udara Israel pada Minggu (13/04/2025) dini hari, mengguncang Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, memaksa evakuasi mendesak terhadap pasien dan staf hanya 20 menit setelah peringatan diberikan, menurut keterangan pihak rumah sakit.
Serangan udara tersebut menyebabkan kematian seorang pasien anak perempuan selama proses evakuasi, lantaran tim medis tak dapat memberikan penanganan darurat tepat waktu, demikian pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di bawah administrasi Hamas.
Rumah Sakit Al-Ahli, salah satu dari sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi di Gaza utara, berada di bawah pengelolaan Keuskupan Anglikan Yerusalem. Dalam sebuah pernyataan resmi, pihak keuskupan mengecam keras insiden tersebut, menyebutkan bahwa dua ledakan menghantam beberapa bagian rumah sakit termasuk apotek dan unit gawat darurat.
“Dua puluh menit sebelum serangan, militer Israel menginstruksikan agar seluruh pasien, staf, dan pengungsi segera meninggalkan area rumah sakit,” tulis keuskupan dalam pernyataan tertulis. “Kami bersyukur kepada Tuhan karena tidak ada korban jiwa langsung dari serangan tersebut.”
Pihak keuskupan juga mengungkapkan bahwa ini adalah kali kelima fasilitas tersebut menjadi sasaran sejak konflik memuncak pada November 2023. Serangan terbaru ini bertepatan dengan Minggu Palma, hari penting dalam kalender Kristen yang menandai awal Pekan Suci.
“Kami menyerukan kepada seluruh pemerintah dan masyarakat internasional untuk mengambil langkah nyata guna menghentikan segala bentuk serangan terhadap fasilitas medis dan lembaga kemanusiaan,” tambahnya. “Doa kami menyertai seluruh korban, dan kami berharap perang yang kejam ini segera berakhir.”
Direktur Rumah Sakit Al-Ahli, dr. Fadel Naim, menyampaikan melalui akun media sosial X bahwa kerusakan parah akibat serangan udara akan berdampak pada lebih dari 100 pasien serta puluhan tenaga medis yang bekerja di sana.
Baca Juga : Utusan Khusus Amerika Temui Putin Bahas Potensi Gencatan Senjata di Ukraina
Dokumentasi dari lokasi menunjukkan runtuhan atap beton rumah sakit yang berserakan di antara puing-puing akibat serangan udara tersebut. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, dr. Munir al-Boursh, menggambarkan proses evakuasi sebagai momen yang sangat mengerikan. “Pasien-pasien dibawa ke jalanan dengan ranjang rumah sakit… semuanya terjadi begitu cepat, dan kami tidak tahu apa yang sedang terjadi,” ujarnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.